PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menargetkan memperoleh dana kelolaan Rp 100 miliar pada tahun ini atas peluncuran Reksadana Syariah Sektoral Amanah, Rabu (21/1).
Presiden Direktur MAMI Denny Taher, dalam konferensi persnya di Jakarta, mengatakan bahwa hingga saat ini perseroan telah memiliki dana kelolaan mencapai Rp 17 triliun. Dari jumlah itu, Rp 4,5 triliun dari reksadana dan sisanya merupakan discreation fund (pengelolaan manajemen keuangan investasi).
"Tahun ini diharapkan dana kelolaan perseroan akan tumbuh sekitar 20 hingga 25 persen, termasuk dari peluncuran reksadana syariah ini," katanya.
Reksa dana tersebut akan ditawarkan ke masyarakat sebanyak 1 miliar unit penyertaan dengan nilai aktiva bersih (NAB) awal senilai Rp 1.000 per unit.
Dana kelolaan sebagian besar akan dialokasikan ke saham minimal 80 hingga 100 persen, ke sukuk (obligasi syariah) maksimal 20 persen atau ke pasar uang maksimal 20 persen.
Tujuan investasi dana ini ke saham, terutama saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah dan dari perusahaan yang memiliki baik di Bursa Efek Indonesia (BEI), memiliki prospek kinerja yang baik di perekonomian Indonesia dan global serta memiliki kinerja investasi jangka panjang.
Denny juga menegaskan bahwa kondisi pasar saham yang sedang turun saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan investasi jangka panjang sehingga produk ini diluncurkan pada 21 Januari 2009 ini.
"Tahun ini diharapkan dana kelolaan perseroan akan tumbuh sekitar 20 hingga 25 persen, termasuk dari peluncuran reksadana syariah ini," katanya.
Reksa dana tersebut akan ditawarkan ke masyarakat sebanyak 1 miliar unit penyertaan dengan nilai aktiva bersih (NAB) awal senilai Rp 1.000 per unit.
Dana kelolaan sebagian besar akan dialokasikan ke saham minimal 80 hingga 100 persen, ke sukuk (obligasi syariah) maksimal 20 persen atau ke pasar uang maksimal 20 persen.
Tujuan investasi dana ini ke saham, terutama saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah dan dari perusahaan yang memiliki baik di Bursa Efek Indonesia (BEI), memiliki prospek kinerja yang baik di perekonomian Indonesia dan global serta memiliki kinerja investasi jangka panjang.
Denny juga menegaskan bahwa kondisi pasar saham yang sedang turun saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan investasi jangka panjang sehingga produk ini diluncurkan pada 21 Januari 2009 ini.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar